
Jakarta, 25/8 (ANTARA)–Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menilai pertunjukan budaya seperti “Pagelaran Sabang Merauke” merupakan contoh nyata bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi perekat persatuan bangsa.
“Pagelaran ini membuktikan bagaimana para pegiat kreatif dari Sabang sampai Merauke bisa bersatu dalam satu karya besar. Ini juga bagian dari penguatan subsektor ekonomi kreatif seperti musik, fesyen, seni pertunjukan, hingga kriya,” ujar Wamenekraf dalam keterangan pers yang diterima, Senin.
Pentas yang bertajuk “Hikayat Nusantara” menampilkan kolaborasi 1.500 lebih seniman dalam pertunjukan teater, tarian daerah dan kontemporer, busana etnik karya desainer nasional, hingga musik tradisi dan modern yang dikemas megah.
Menghadirkan kekuatan musikal dari Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children’s Choir, serta musisi nasional seperti Yura Yunita dan Padi Reborn, mengiringi penampilan kisah-kisah rakyat Nusantara seperti Yuyu Kangkang, Malin Kundang, Si Tumang, Mahadewi, hingga Calon Arang.
Wamenekraf menekankan bahwa pesan utama dari pertunjukan ini bukan hanya pada kekayaan artistik, melainkan juga nilai persatuan yang dihadirkan melalui karya kolektif para seniman.
“Kita keluar dari pertunjukan ini penuh dengan rasa bangga dan penuh inspirasi. Pesan penting dari pertunjukan ini adalah kita tidak boleh terpecah belah. Kita harus saling menguatkan dalam perbedaan, karena kita Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu, dan ini hanya ada di Indonesia,” imbuh Irene.
Kementerian Ekonomi Kreatif menegaskan komitmen untuk terus mendukung ruang kolaborasi lintas subsektor. Melalui pendekatan kolaborasi hexahelix yang melibatkan sinergi pemerintah, pelaku industri, komunitas budaya, akademisi, media, hingga masyarakat, karya seni pertunjukan Indonesia diharapkan semakin berkembang.
Budaya dan kreativitas ditempatkan sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia, yang tidak hanya memperkuat identitas nasional, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif berkelanjutan.
“Seluruh rangkaian memberikan pengalaman seni yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya bangsa sekaligus menjadi simbol persatuan lintas generasi,” ucap Wamen Ekraf.
Pagelaran Sabang Merauke telah konsisten diselenggarakan sejak 2022 oleh iForte dan BCA, dan tahun ini hadir dalam skala yang lebih megah. Diselenggarakan pada 23–24 Agustus 2025, acara ini mengangkat tema “Hikayat Nusantara”, menghadirkan lebih dari 31 lagu, lebih dari 100 koreografi, ratusan busana penari, serta puluhan penampilan khusus penyanyi.
Ragam tarian dan lagu daerah ditampilkan dengan sentuhan kreatif yang modern, mulai dari “Bungong Jeumpa” dari Aceh, “Gending Sriwijaya” dari Sumatra Selatan yang berpadu dengan atraksi Barongsai kelas dunia dari Kong Ha Hong, “Manuk Dadali” dari Jawa Barat yang diperkaya tari Jaipong, hingga lagu “Mahadewi” yang dibawakan PADI Reborn dan Yura Yunita bersamaan dengan kisah Mahadewi dari Yogyakarta. (Pewarta: Fitra Ashari/Editor: Indriani)
wamenekraf-nilai-pertunjukkan-budaya-jadi-perekat-persatuan-bangsa