Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pada Rabu (20/8/2025) di Jakarta melemah sebesar 57 poin atau 0,35 persen menjadi Rp16.302 per dolar Amerika Serikat (AS), dari sebelumnya Rp16.245 per dolar AS.
Pelemahan kurs rupiah disebut karena dipengaruhi langkah S&P mempertahankan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) tetap AA+.
“Langkah S&P yang mempertahankan ‘rating’ kredit AS mendukung dolar AS,” kata Lukman Leong analis mata uang dilansir dari Antara.
S&P mengatakan AS dapat mempertahankan kredit kendati adanya tekanan fiskal dari Pemotongan Pajak AS. Hal itu dikarenakan pendapatan tarif dinilai akan secara umum mengimbangi fiskal yang lebih lemah.
Pelemahan rupiah juga dipengaruhi antisipasi investor menjadi pidato hawkish yang disampaikan Jerome Powell Gubernur Federal Reserve (The Fed).
“Powell sendiri seharusnya masih akan tetap melihat inflasi akan naik oleh tarif, apakah dia akan mengatakan bahwa ini hanya bersifat one time atau berkelanjutan, investor ingin mengetahui juga bila tekanan Trump (ancaman tuntutan) pada Powell akan bisa merubah sikapnya,” kata Lukman.
Meninjau sentimen dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga di level 5,25 persen.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dia memprediksi kurs rupiah berkisar Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS. (ant/saf/ipg)
rupiah-melemah-ke-rp16-302-per-dolar-as-dipicu-sentimen-global