Puluhan Hektare Tembakau Rusak, Petani Rugi Ratusan Juta BERITA WUKONG778 MUSIC

MERUGI : Daun tembakau petani di Lombok Timur layu akibat cuaca buruk. Kondisi ini semakin diperparah dengan harga jual yang anjlok.

SELONG – Puluhan hektare tanaman tembakau milik petani di Lombok Timur rusak akibat cuaca buruk. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kualitas hasil panen, tetapi juga menimbulkan kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Data Dinas Pertanian (Distan) Lotim mencatat, hingga bulan ini luas lahan terdampak mencapai 30 hektare, terdiri atas 18 hektare tembakau Virginia dan 12 hektare tembakau rajang.

Kepala Distan Lotim, Lalu Fathul Kasturi, menjelaskan bahwa kerusakan paling banyak terjadi pada tanaman yang ditanam terlambat.

“Kalau yang tanam lebih awal kondisinya sehat dan sebagian sudah panen daun tengah. Rata-rata yang terdampak ini yang telat tanam,” ujarnya.

Kasturi menambahkan, hingga kini tidak ada skema asuransi yang dapat menanggung kerugian petani tembakau. “Kami sudah dua tahun mengusulkan ke pusat agar tembakau bisa diasuransikan, tapi belum ada jawaban. Yang ada baru padi dan jagung,” jelasnya.

Terkait harga, Kasturi menyebut Pemda tidak bisa melakukan intervensi. Namun, telah dibentuk tim terpadu yang menjembatani komunikasi antara petani dan perusahaan pembeli.

“Alhamdulillah tim ini efektif. Perusahaan menyatakan siap membeli semua hasil panen, baik dari petani binaan maupun nonbinaan,” katanya.

Ia juga membantah isu tembakau tidak terserap pasar. Menurutnya, pembelian baru dimulai beberapa minggu terakhir setelah gudang perusahaan dibuka. Saat ini ada 35 perusahaan di Lotim yang siap menampung seluruh hasil panen.

Sementara itu, salah seorang petani asal Desa Sukadana, Lalu Sukardi, mengaku lahannya seluas 2 hektare terdampak serius. Sekitar 1 hektare tembakaunya mati setelah diguyur hujan.

“Saya sempat rawat, tapi tidak ada tanda-tanda mau hidup lagi,” keluhnya.

Ia memperkirakan hanya separuh lahannya yang bisa dipanen maksimal. Kerugian pun kian berat karena harga tembakau anjlok.

“Tembakau cokelat tahun lalu bisa Rp3 juta – Rp 4 juta per kuintal, sekarang hanya Rp1 juta. Harga tertinggi tahun ini Rp5 juta, padahal tahun lalu bisa Rp 7 juta – Rp 7,5 juta per kuintal,” ungkapnya.(lie)


puluhan-hektare-tembakau-rusak-petani-rugi-ratusan-juta