Produktivitas Padi di Jateng Naik, Surplus Beras Capai 1,5 Juta Ton BERITA WUKONG778 MUSIC

[image: Produktivitas Padi di Jateng Naik, Surplus Beras Capai 1,5 Juta Ton.jpg]
Produktivitas Padi di Jateng Naik, Surplus Beras Capai 1,5 Juta Ton
Produktivitas padi di Jawa Tengah pada periode Januari hingga Oktober 2025 menunjukkan peningkatan signifikan. Produksi gabah kering giling (GKG) diproyeksikan bertambah 353.627 ton dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun 2024. Dari sisi ketersediaan beras, Jateng bahkan diperkirakan surplus hingga 1.577.734 ton.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, dalam rapat koordinasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan ketahanan pangan di Kompleks Tarubudaya, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (18/9/2025).
Menurutnya, hingga Oktober 2025, produksi padi GKG di Jateng mencapai 8.614.010 ton, naik dari 8.260.383 ton pada 2024. Angka itu berasal dari luas panen sekitar 1.534.490 hektare. Dari jumlah tersebut, produksi beras setara 4.953.494 ton. Dengan kebutuhan beras masyarakat sebesar 3.375.832 ton, terdapat kelebihan pasokan hingga 1,5 juta ton.
“Kalau dirata-rata, surplus kita sekitar 150 ribu ton per bulan. Jadi untuk kebutuhan beras di Jawa Tengah sebenarnya sudah lebih dari cukup,” jelas Defransisco.
Namun demikian, ia mengingatkan masih ada tantangan dalam pengelolaan pasokan. Banyak hasil panen dari Jawa Tengah yang dipasarkan ke luar daerah, sehingga perlu strategi agar cadangan dalam provinsi tetap terjaga.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyambut baik peningkatan produktivitas tersebut. Menurutnya, ketersediaan beras yang surplus harus benar-benar dikelola dengan baik agar manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat Jateng.
“Produktivitas sudah bagus, tinggal bagaimana pengelolaannya. Jangan sampai beras dari Jawa Tengah lebih banyak mengalir ke daerah lain, sementara masyarakat kita sendiri kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok,” tegasnya.

produktivitas-padi-di-jateng-naik-surplus-beras-capai-15-juta-ton