PLN Sosialisasikan Pemanfaatan Air Sungai Tiwu Bala untuk Drilling PLTP Mataloko BERITA WUKONG778 MUSIC

Perwakilan PLN UIP Nusra memaparkan mekanisme penggunaan air Sungai Tiwu Bala dalam proses drilling PLTP Mataloko kepada masyarakat Golewa Selatan, Ngada, NTT.

NGADA–PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) menggelar sosialisasi pemanfaatan air Sungai Tiwu Bala untuk pekerjaan drilling Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko (2×10 MW) kepada masyarakat Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, NTT, Rabu (20/8).

Sosialisasi dihadiri oleh kepala desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh wanita, perangkat pastoral, perwakilan PT PLN (Persero) UIP Nusra, Unit Pelaksana Proyek (UPP), serta PT PLN (Persero) Kantor Pusat.

Sekretaris Daerah Ngada, Johanes Watu, yang membuka kegiatan menegaskan PLTP Mataloko sebagai bagian dari upaya mencapai ketahanan energi sesuai arahan pemerintah dalam komitmen swasembada energi. Ia menyampaikan pesan Bupati Ngada agar pemanfaatan air Sungai Tiwu Bala tidak mengganggu kebutuhan harian masyarakat, tidak diperbolehkan ada pembangunan permanen di sekitar sungai yang berpotensi menghambat irigasi, serta tidak boleh terjadi pencemaran.

Menurut Johanes, sosialisasi ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk memahami gambaran utuh pemanfaatan air Sungai Tiwu Bala. “Sosialisasi ini menjadi momen untuk mendengarkan secara komprehensif agar masyarakat tidak terpecah-pecah dan menimbulkan multi persepsi,” ujarnya.

Manager Eksplorasi dan Perizinan PLTP Mataloko, Tony Widiatmoro, menambahkan bahwa tujuan forum ini adalah memberikan pemahaman utuh terkait penggunaan air untuk drilling sekaligus menerima masukan dari masyarakat terdampak. “Sehingga dampak dari sosialisasi ini masyarakat tercerahkan. Tidak ada kekhawatiran akan informasi simpang siur, dan pada akhirnya menjaga harmoni antarmasyarakat,” katanya.

Guruh Nurcahyono dari National Environmental, Social, Health and Safety Expert menjelaskan, berdasarkan analisis selama beberapa bulan terakhir, debit rata-rata Sungai Tiwu Bala mencapai 0,77 m³/detik, sedangkan kebutuhan drilling hanya 0,04 m³/detik. Artinya, kebutuhan proyek hanya mengambil sebagian kecil dari debit rata-rata sungai. Pemanfaatan air ini juga hanya berlangsung sekitar dua tahun selama masa pengeboran, setelah itu instalasi perpipaan tidak lagi digunakan.

Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai NTT, Yohanes Harapan, menambahkan bahwa ketersediaan air Sungai Tiwu Bala masih mencukupi untuk melayani kebutuhan proyek, irigasi, dan pemeliharaan sungai.

Peserta sosialisasi aktif bertanya, terutama mengenai kekhawatiran kesulitan air dan isu pembuangan limbah. Namun kegiatan berlangsung lancar dan mampu menjawab keraguan warga. Felix Miteh, warga Desa Takatunga, mengapresiasi PLN karena telah memberi ruang bagi masyarakat untuk memperoleh penjelasan langsung. “Puas sekali dengan sosialisasi ini. Proyek ini, saya harap, tetap berjalan seperti biasa, yang penting penggunaan air jelas, tidak ada pencemaran, dan lingkungan aman,” ujarnya.

Di tempat terpisah, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Rizki Aftarianto, menegaskan bahwa penggunaan air Sungai Tiwu Bala tidak akan mengganggu irigasi dan tidak ada limbah yang dibuang ke sungai. Ia menyatakan PLN siap melakukan sosialisasi lanjutan hingga ke tingkat desa maupun dusun agar masyarakat memperoleh informasi utuh dari sumber primer. (RL)


pln-sosialisasikan-pemanfaatan-air-sungai-tiwu-bala-untuk-drilling-pltp-mataloko