Pemkot Surabaya Sekolahkan Dua Anak Korban KDRT yang Merawat Ayah Lumpuh di Kutisari BERITA WUKONG778 MUSIC

Pascadievakuasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menyekolahkan dua anak yang selama ini merawat ayah dengan kondisi lumpuh kedua kaki, sekaligus korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya menyebut, anak perempuan inisial A (4 tahun) dan laki-laki inisial B (7 tahun) warga Kutisari sudah dievakuasi ke panti asuhan.

Mereka ditempatkan di panti asuhan di bawah naungan gereja bersama dengan kakak kandungnya BE (16 tahun) yang sudah tinggal di sana lebih dulu.

Kedua anak itu dievakuasi menyusul kakaknya yang sudah kabur 6 bulan lalu, dari rumah tinggal ayahnya, BS, yang mengalami lumpuh di kedua kaki pascajatuh dari kamar mandi setahun terakhir. BS, diduga melakukan kekerasan ke anak-anaknya.

Wawan Windarto Camat Tenggilis berbincang dengan BS pria paruh baya warga Kutisari yang dievakuasi Pemkot Surabaya ke rumah sakit, pascalumpuh kedua kaki setahun terakhir, sehari-hari dirawat 2 anaknya, Kamis (11/9/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Ketiga anak BS itu akan dibantu Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk sekolah. Pasalnya, BE berhenti setelah lulus SMP karena menunggak, sementara A dan B tidak sekolah karena harus merawat ayahnya di rumah.

“Saya sudah koordinasi sama Pak Yusuf (Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya) itu (BE) akan dibantu kejar paket gitu,” katanya saat dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (11/9/2025) malam.

Begitu juga B yang usianya sudah cukup, akan disekolahkan terlebih dulu ke SD terdekat panti. Baru kemudian giliran A, jika usianya sudah cukup.

“(A dan B) sudah langsung masuk panti. Sudah kita antar ke pantinya gabung sama kakaknya,” ujarnya.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Tindaklanjuti Laporan Warga ke SS Soal Anak 7 dan 4 Tahun yang Merawat Ayahnya

A dan B akhirnya berhasil dievakuasi Pemkot Surabaya, setelah berkali-kali upaya ini ditolak oleh BS, ayahnya yang kekeuh mengaku bisa merawat anaknya sendiri.

“Kemarin itu sempat kita sampaikan bahwa penelantaran anak itu ada pasalnya begitu. Karena dari yang kemarin-kemarin kita sudah mau bawa itu susah ya. Pak Camat juga sudah merayu itu juga susah begitu. Terus akhirnya mungkin dengan sedikit ancaman gitu ya. Ancamannya dalam bentuk bahwa ini ada aturannya begitu. Jadi ya setengah maksa,” bebernya.

BACA JUGA: Terungkap Ada Dugaan Kekerasan, Pemkot Surabaya Evakuasi 2 Anak yang Rawat Ayah di Kutisari

Selain itu, pemkot juga akan melakukan pemulihan trauma ketiga anak BS, setelah banyak peristiwa kekerasan yang dilakukan ayahnya.

“Karena kan anak ini dari kondisi sosial yang begitu tidak pernah berinteraksi kan pasti secara psikologis perlu pendampingan. Sambil kita coba trauma healing kan pasti anak segitu tuh kalau sudah dapat kekerasan kan ya pasti trauma. Dia harus merawat ayahnya itu kan juga sudah enggak selayaknya,” paparnya.

BS pria paruh baya warga Kutisari dievakuasi Pemkot Surabaya ke rumah sakit, pascalumpuh kedua kaki setahun terakhir, sehari-hari dirawat 2 anaknya, Kamis (11/9/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Sementara BS sudah ditangani di RS Menur untuk perawatan fisiknya, yang didiagnosa awal oleh puskesmas hipertensi, punya riwayat diabetes, gangguan ginjal, dan lumpuh kedua kaki pascajatuh dari kamar mandi setahunan lalu.

Termasuk akan mendapat pendampingan psikologis karena diduga punya trauma.

“Menurut konselor kami bahwa memang secara mental harus diperbaiki juga bapak ini. Ya dia kan sekian lama tidak berinteraksi dengan orang. Kemudian terus apa ya pasti lah depresi lah, enggak punya penghasilan terus harus mikir caranya bagaimana minta-minta ke orang kayak gitu-gitu kan,” terangnya.

Langkah ke depan, jika BS selesai dirawat, ia menyebut pemkot akan koordinasi terlebih dulu untuk menentukan ia bisa pulang ke rumah bersama anak-anaknya atau tidak.

“Kita lihat kondisinya dulu ya, perkembangan kondisi bapaknya seperti apa,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkot Surabaya mengevakuasi BS beserta kedua anaknya A dan B hari ini, Kamis (11/9/2025) pascalaporan sejumlah pendengar Suara Surabaya pagi tadi. Sekaligus tindak lanjut tinjauan pemkot Senin (8/9/2025) lalu.

Informasi yang dihimpun suarasurabaya.net di lokasi, istri BS pergi 4 tahunan lalu pascamelahirkan A, karena tidak kuat mendapat perlakuan KDRT dari suami.

Enam bulan lalu, BE, anak pertama BS juga kabur lalu tinggal di panti asuhan karena mengaku tidak kuat mendapat perlakuan kasar dari sang ayah.(lta/kir/ham)


pemkot-surabaya-sekolahkan-dua-anak-korban-kdrt-yang-merawat-ayah-lumpuh-di-kutisari