PROBOLINGGO – Proyek Strategis Nasional (PSN) kembali menuai sorotan. Puluhan pohon milik Perhutani di kawasan perbatasan Probolinggo–Situbondo, tepatnya di petak 10 dan 11, tertimbun material proyek. Praktik ini dinilai sebagai pelanggaran aturan dan menimbulkan keresahan masyarakat.
Asisten Perhutani Kabupaten Probolinggo, Mahludin, menegaskan bahwa sejak awal pihak kontruksi sudah mengajukan dokumen dengan sejumlah kekurangan persyaratan. Namun, proses pembangunan tetap berjalan meski melanggar ketentuan.
“Kami di lapangan sering berkoordinasi, tetapi rambu-rambu yang sudah ditetapkan justru dilanggar,” tegasnya, Sabtu (16/8/2025).
Puluhan batang pohon yang tertimbun material terdiri dari jati, mahoni, hingga kesambi. Total lahan terdampak diperkirakan mencapai 4 hektare.
Syarful, Koordinator Aliansi Masyarakat Pa Sae Pa Tennag, menilai ada kesewenang-wenangan dalam proyek ini. Menurutnya, negara justru abai terhadap aturan yang sudah ditetapkan.
“Kalau aparat diam, maka anak-anak bangsa yang peduli hutan dan bumi akan turun menegakkan aturan. Kami meminta pertanggungjawaban Jasa Marga dan pihak terkait. Jangan semena-mena, karena pohon-pohon itu adalah aset yang seharusnya dirawat,” ujarnya.
Ia juga menyesalkan minimnya keterlibatan masyarakat lokal dalam proyek berskala nasional ini. Kontraktor utama, PT PP, disebut arogan dan enggan memberi ruang bagi putra daerah untuk berpartisipasi.
“Seharusnya PSN membawa manfaat, memperkuat ekonomi lokal, bukan sebaliknya merugikan lingkungan dan masyarakat,” pungkasnya.
miris-puluhan-pohon-perhutani-di-perbatasan-probolinggo-situbondo-tertimbun-material-proyek-nasional