Karang Taruna Desa Dopang Dilatih Basic Life Support BERITA WUKONG778 MUSIC

Henti jantung mendadak atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) merupakan salah satu kondisi darurat medis yang paling mematikan. Menurut World Health Organization (WHO), mayoritas kasus OHCA berakhir fatal karena keterlambatan pertolongan awal. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa CPR (Resusitasi Jantung Paru) yang diberikan dalam 3–5 menit pertama dapat melipatgandakan peluang hidup korban.

Sayangnya, masih banyak masyarakat awam yang belum mengetahui atau belum percaya diri untuk melakukan tindakan penyelamatan ini. Menjawab tantangan tersebut, tim dosen pengabdi Poltekkes Kemenkes Mataram yang terdiri dari:

  • Hadi Kusuma Atmaja, S.ST., M.Kes
  • Lale Wisnu Andrayani, S.Kep., Ns., M.Kep
  • Erien Luthfia, M.Keb

melaksanakan program Awareness Henti Jantung Mendadak melalui Simulasi Basic Life Support (BLS)” di Desa Dopang, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat.

Remaja Karang Taruna Jadi Garda Terdepan

Sasaran program adalah anggota Karang Taruna. Sasaran ini dipilih karena mereka memiliki energi, daya tangkap cepat, serta jejaring sosial yang luas. Menurut tim pengabdi, pelibatan karang atruna adalah investasi jangka panjang.

“Remaja adalah agen perubahan. Jika mereka terlatih BLS, bukan hanya bisa menolong nyawa, tapi juga bisa menyebarkan ilmu ke keluarga, teman sebaya, dan komunitas yang lebih luas,”
– Hadi Kusuma Atmaja, S.ST., M.Kes (Ketua Tim Pengabdi).

Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan dasar. Hasil awal menunjukkan rata-rata skor 52,4, dengan mayoritas peserta belum tahu langkah CPR yang benar. Selanjutnya, peserta mendapatkan materi interaktif, demonstrasi langsung, hingga praktik simulasi menggunakan phantom CPR.

Tidak hanya teori, pendekatan hands-on training ini membuat peserta lebih percaya diri.

Hasil yang Signifikan

Setelah pelatihan, hasil post-test menunjukkan lonjakan skor pengetahuan menjadi 87,3. Lebih membanggakan lagi, 26 dari 30 peserta (86,7%) terampil melakukan RJP sesuai standar American Heart Association (AHA) naik dari sebelumnya yang hanya sebesar 20%

Selain keterampilan CPR, peserta juga diperkenalkan dengan peran penting bystander dalam kondisi darurat. Mereka diajarkan bahwa setiap detik sangat berharga, dan tindakan sederhana dapat menyelamatkan nyawa.

Edukasi Berbasis Media

Untuk memperkuat retensi pembelajaran, tim pengabdi juga menyiapkan video simulasi dan poster berjudul “PITA EMAS NYAWA: Poster Panduan Basic Life Support Untuk Penolong Awam di Situasi Darurat” sebagai media belajar. Media ini memudahkan peserta untuk mengulang materi dan menyebarkannya kepada orang lain. Poster tersebut sudah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual.

Dampak Sosial dan Dukungan Desa

Program ini mendapat apresiasi dari pemerintah desa yang melihat manfaat jangka panjangnya.

“Kami bangga, Karang Taruna bisa terlatih BLS. Ke depan, mereka bisa jadi garda terdepan jika ada warga yang mengalami henti jantung mendadak. Kami berharap pelatihan ini bisa jadi program rutin desa,”– Sekretarus Desa Dopang.

Selain itu, kegiatan ini mempererat kolaborasi antara perguruan tinggi, organisasi kepemudaan, dan pemerintah desa. Sinergi lintas sektor ini membuka peluang terbentuknya jejaring respon cepat desa.

Harapan ke Depan

Tim pengabdi menekankan bahwa program BLS sebaiknya tidak berhenti pada satu kali pelatihan. Keterampilan CPR perlu diasah secara periodik, minimal setiap 6–12 bulan, agar tetap terjaga.

Ke depan, pelatihan serupa diharapkan diperluas ke kelompok lain seperti kader kesehatan, ibu rumah tangga, hingga tokoh masyarakat. Dengan semakin banyak warga yang terlatih, Lombok Barat dapat menjadi komunitas siaga darurat yang benar-benar tanggap dan peduli.

“Bagi kami, menyelamatkan satu nyawa berarti menyelamatkan dunia. Harapan kami, ilmu ini terus ditularkan sehingga semakin banyak nyawa yang bisa diselamatkan,”
– Erien Luthfia, M.Keb.

Kesimpulan

Kegiatan “Awareness Henti Jantung Mendadak melalui Simulasi Basic Life Support (BLS)” telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja Karang Taruna Desa Dopang secara signifikan. Lebih dari itu, kegiatan ini menumbuhkan budaya siaga darurat, memperkuat solidaritas sosial, serta memberi harapan akan terbentuknya komunitas tanggap darurat berbasis desa.

Remaja terlatih, desa lebih tanggap, nyawa lebih banyak terselamatkan. 

Dokumentasi Video Klik Link Berikut: https://youtu.be/3HO4Z9O6Etg?si=4cNyodvYojKS-gLz

 


karang-taruna-desa-dopang-dilatih-basic-life-support