Joko Pimpin Upacara 17 Agustus di GL Zoo BERITA WUKONG778 MUSIC

YOGYAKARTA – Suasana guyub rukun dan kerja bersama telah diteladankan para pendiri bangsa, tatkala perjuangan bersama di Yogyakarta pada 1945-1949.

“Pada masa itu jiwa kebangsaan membakar dada setiap pemimpin yang menyatu dengan rakyat, realita dari filosofi manunggaling kawula Gusti,” ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam amanatnya dibacakan Dirut Gembira Loka Zoo (GL Zoo) KMT. A. Tirtodiprojo (Joko) pada upacara peringatan kemerdekaan ke-80 RI di halaman kebun binatang setempat, Minggu (17/8/2025).

Upacara 17-an diikuti segenap karyawan dan direksi kebun binatang di Yogyakarta itu. Bertindak sebagai inspektur upacara (Irup) Joko.

Menurut Sultan, saat itulah cara berjuang berlandaskan pancasila disemaikan dan terwujud nyata dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Semangat itu digerakkan para pemimpin lintas etnik dan lintas agama. Yang meninggalkan pesan sejarah: dari kota inilah tonggak awal perjuangan bangsa dicanangkan.

“Maknanya, perjuangan para pemimpin itu bukan hanya untuk Yogyakarta, tetapi dari Yogya untuk Indonesia,”  jelas Ngarso Dalem, sebutan penguasa Keraton Yogyakarta itu.

Diakui tantangan pada masa revolusi, jauh berbeda dengan kompleksitas zaman kini. Namun demikian menurut Sultan,  di tengah percepatan teknologi, disrupsi global dan perubahan sosial yang begitu cepat saat ini, pembangunan bangsa tetap perlu sikap kepahlawanan dan kegigihan perjuangan. Ini dimaksudkan agar Indonesia mampu berdiri tegak dan melangkah maju.

Merujuk pada tema “Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju” rakyat Indonesia sesungguhnya sedang meneguhkan kembali nilai-nilai pancasila yang menjadi jiwa bangsa.

“Indonesia maju”, lanjut Sultan, harus dicapai dengan berpijak pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang menuntun setiap langkah  pembangunan. Dengan iman dan taqwa, serta sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, memastikan kemajuan senantiasa menghormati manusia.

Menurut Sultan, nilai-nilai inilah antara lain harus digelorakan di tengah derasnya arus perubahan. Sebagai kompas yang menuntun arah dan obor menerangi jalan. Menuju peradaban Indonesia, yang kian bermartabat di mata dunia. (bams)

joko-pimpin-upacara-17-agustus-di-gl-zoo