Israel Hancurkan 1.000 Bangunan di Kota Gaza, Ratusan Warga Tertimbun Reruntuhan BERITA WUKONG778 MUSIC

Lebih dari 1.000 bangunan di distrik Zeitoun dan Sabra, Kota Gaza, hancur total sejak Israel melancarkan invasi darat pada 6 Agustus 2025. Hal ini disampaikan Pertahanan Sipil Palestina, Minggu (24/8/2025), yang juga menyebut ratusan orang masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Lembaga tersebut menegaskan bahwa upaya penyelamatan terhambat oleh gempuran tanpa henti dan akses jalan yang diblokir, membuat operasi evakuasi serta bantuan hampir mustahil dilakukan.

“Tidak ada area yang aman di Jalur Gaza, baik di utara maupun selatan. Serangan terus menghantam rumah warga, tempat pengungsian, hingga kamp-kamp pengungsian,” kata Pertahanan Sipil Palestina dalam pernyataannya yang dikutip Al Jazeera.

Tank-tank Israel kini merangsek masuk ke kawasan Sabra, dalam upaya menguasai penuh Kota Gaza. Sekitar satu juta warga Palestina dipaksa mengungsi ke arah selatan.

Pertahanan Sipil memperingatkan, strategi Israel ini mengindikasikan rencana penghancuran total Gaza City, mirip dengan yang terjadi di Rafah. Sejumlah lembaga HAM menyebut hal tersebut sebagai upaya mengusir seluruh penduduk Palestina dari Gaza.

Di antara korban terbaru, tiga orang termasuk seorang anak meninggal akibat serangan udara di sebuah apartemen di Jalan al-Jalaa, Gaza City. Sementara itu, ledakan terus mengguncang wilayah utara, termasuk di kamp pengungsi Jabalia yang porak poranda.

Menurut laporan medis, sedikitnya 51 warga Palestina tewas pada Minggu, terdiri dari 27 orang di Gaza City dan 24 lainnya saat sedang mencari bantuan makanan.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, delapan orang meninggal dunia akibat kelaparan pada hari yang sama. Total korban jiwa akibat malnutrisi sejak perang dimulai kini mencapai 289 orang, termasuk 115 anak-anak.

Laporan menyebut, tentara Israel kerap menembaki warga yang tengah mengantre bantuan di lokasi distribusi pangan GHF yang didukung Israel dan AS.

Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menggambarkan kondisi di Gaza sebagai “neraka dalam segala bentuknya.” Ia menegaskan kelaparan merupakan “bencana terakhir” yang menimpa warga, dan mendesak Israel membuka akses bagi organisasi kemanusiaan serta jurnalis internasional.

“‘Never Again’ kini dengan sengaja berubah menjadi ‘lagi’. Ini akan menghantui kita. Penyangkalan adalah bentuk paling keji dari dehumanisasi,” tulis Lazzarini di X.

Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan warga agar tidak terjebak dalam rencana Israel untuk memaksa pengungsian massal. Mereka mengimbau masyarakat agar bertahan di lingkungan masing-masing, atau jika terpaksa, hanya berpindah ke wilayah terdekat.

“Kami menyerukan warga dan pengungsi di Gaza City agar tidak terpengaruh ancaman dan teror Israel. Tolak pengusiran dan jangan meninggalkan wilayah menuju selatan,” tulis pernyataan resmi kementerian. (bil/iss)


israel-hancurkan-1-000-bangunan-di-kota-gaza-ratusan-warga-tertimbun-reruntuhan