Viralnya kasus infeksi cacing yang menimpa seorang balita di Sukabumi, Jawa Barat, membuat masyarakat berbondong-bondong membeli obat cacing di banyak apotek.
Fenomena maraknya pembelian obat cacing, juga terjadi di salah satu apotek kawasan Tandes, Surabaya. Sejak pemberitaan balita bernama Raya mencuat, permintaan obat cacing juga ikut meningkat dari hari biasanya.
“Kurang lebih satu minggu ini ada kenaikan dari hari biasanya sampai 50 persen,” kata Ade Yulia apoteker di salah satu apotek kawasan Tandes, Surabaya, Rabu (27/8/2025).
Ade menjelaskan, sebelum viralnya kasus infeksi cacing, sebenarnya ada beberapa pasien yang sudah aware untuk mengonsumsi obat cacing sebagai pencegahan. Tapi, sejak kasus yang viral itu, permintaannya jadi meningkat.
“Bahkan, kami sampai harus cari merek obat cacing lain karena di tempat kami sudah kosong dalam satu tahun terakhir,” ungkapnya.
Selain menjual obat, Ade biasanya juga memberikan petunjuk pemakaian untuk pasien.
“Karena meski ada keterangan anjuran pemakaian, kadang ada beberapa pasien yang kurang paham,” tambahnya.
Di sisi lain, Wulandari (30) mengaku terpengaruh fenomena beli obat cacing karena anak-anaknya mulai bersekolah.
“Kalau dulu masih di rumah, masih bisa ikut mengawasi. Tapi kalau di sekolah, meskipun ada guru, saya tetap enggak tau apa saja yang mereka pegang dan apakah itu bebas bakteri,” tuturnya.
Maka dari itu, Wulan merasa perlu memberikan perlindungan ekstra sari dalam untuk mencegah terjadinya infeksi cacing pada anak.
Sementara itu, Dokter Octavianus Eka Saputra Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen (UK) Petra menjelaskan, obat cacing yang beredar luas di Indonesia tergolong dalam obat yang bisa dibeli secara bebas terbatas.
“Obat cacing sebenarnya ada dua jenis, yakni golongan aman dan obat keras. Kalau yang beredar, itu golongan aman. Tapi, kalau yang obat keras, harus dengan resep dokter,” jelasnya.
Mengonsumsi obat cacing, kata Eka, merupakan langkah preventif yang bisa dilakukan masyarakat dengan mengikuti anjuran yang sudah tertera di kemasan.
“Obat cacing biasanya dikonsumsi satu tahun sekali. Tapi, kalau untuk daerah endemis, bisa satu tahun dua kali atau sesuai dengan anjuran dokter,” ungkapnya.
Selain obat, langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan untuk menghindari infeksi cacing adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti, penyediaan air bersih, sanitasi yang baik, dan jamban sehat.
“Kalau dari makanan, sebenarnya tidak ada. Hanya saja memenuhi kebutuhan gizi itu juga penting. Karena kalau tubuh kita sehat dan terpenuhi gizinya, infeksi apapun akan terhindar,” tutupnya.(kir/rid)
imbas-viralnya-kasus-balita-terinfeksi-cacing-ada-lonjakan-permintaan-obat-cacing-di-apotek-surabaya