Harga Tembakau Anjlok, Pemda Diminta Intervensi BERITA WUKONG778 MUSIC

HEARING: Perwakilan asosiasi petani tembakau saat hearing di DPRD Lombok Tengah, Senin (8/9).
(M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA – Puluhan warga yang mengatasnamakan dirinya Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTIS) mendatangi kantor DPRD Lombok Tengah, Senin (8/9). Kedatangan mereka untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait dengan anjloknya harga tembakau yang dilami oleh para petani sehingga para petani saat ini mengalami kerugian yang cukup signifikan. Mereka meminta agar pemda melakukan intervensi memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para petani. Karena jika tidak ada solusi maka akan berdampak terhadap perekonomian warga, yang dikhawatirkan juga nanti berpengaruh terhadap kondusifitas daerah mengingat para petani tembakau saat membuka usaha banyak yang meminjam modal ke bank.

Salah seorang perwakilan petani, Narapudin mengungkapkan, petani tembakau saat ini banyak yang sedang menjerit karena harga tembakau tidak sesuai dengan jumlah modal yang sudah mereka keluarkan. Mereka menilai harga tembakau saat ini sangat anjlok, sementara para petani sudah menghabiskan banyak modal selama proses hingga panen. “Sekarang harga tembakau sangat anjlok di bawah standar dan yang kami sesalkan selama ini pemerintah tidak pernah hadir. Padahal petani saat ini sudah panen hingga 50 persen tembakau, maka kami meminta agar pemda segera mengambil sikap karena petani sudah sangat merugi,” ungkap Narapudin saat hearing di DPRD Lombok Tengah, kemarin.

Menurutnya, pemda harus hadir untuk bagaimana memperjuangkan nasib para petani, setidaknya dengan memanggil pihak perusahaan yang ada di Lombok Tengah agar bisa membeli tembakau petani dengan harga tinggi. “Kalau harga tembakau bagus maka petani bisa sejahtera,” terangnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Muhammad Fatoni, petani tembakau banyak berada di daerah itu. Kontribusi petani tembakau cukup tinggi dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi daerah. “Tapi kami mengalami kerugian karena yang seharusnya kami menanam sekali tapi sekarang bisa sampai enam kali karena tembakau kami rusak saat hujan. Saat panen juga ternyata harganya sangat anjlok tapi pemerintah tidak pernah hadir ketika masyarakat mengalami masalah seperti ini,” sesalnya.

Fathoni menambahkan, seharusnya dinas membimbing para petani jika menghadapi masalah seperti ini. Selain harga tembakau yang anjlok namun tidak jarang oven tembakau warga juga mengalami kebakaran dan itu menambah permasalahan yang harus dihadapi oleh para petani tembakau saat ini. “Tembakau yang dulu harga Rp 75.000 sekarang harga Rp 50.000 dan kami meminta langkah kongkrit Pemda, karena jika dibiarkan maka kami khawatir nantinya kriminalitas akan semakin tinggi. Karena rata-rata para petani tembakau ini meminjam modal,” terangnya.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Lombok Tengah, Zaenal Arifin menanggapi, sebelumnya mereka sudah melakukan rapat bersama Pemprov NTB dan perwakilan dari 15 perusahaan. Rapat dilakukan untuk menentukan harga jual tapi saat itu tidak ada titik temu antara penjual dengan perusahaan. “Kalau harga tembakau ditahun 2024 memang relatif tinggi. Kalau petani mitra, saya rasa tidak ada masalah dengan harga. Termasuk untuk asuransi pernah kita bahas tapi belum bisa berjalan. Makanya kita sedang mendata petani tembakau agar bisa kita berikan bantuan kalau ada program,” terangnya. (met)


harga-tembakau-anjlok-pemda-diminta-intervensi