Empowerment Kader Kesehatan untuk Skrining Kanker Payudara BERITA WUKONG778 MUSIC

Kanker payudara (Ca mammae) masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan keterbatasan akses layanan kesehatan membuat sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, deteksi dini dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Menjawab persoalan ini, tim dosen pengabdi Poltekkes Kemenkes Mataram yang terdiri dari:

  1. Erien Luthfia, M.Keb
  2. Baiq Eka Putri Saudia, S.SiT., M.Keb
  3. Lina Sundayani, S.Pd., M.Kes

mengisiasi program pengabdian masyarakat berjudul:
“Empowerment Kader Kesehatan dalam Skrining dan Deteksi Awal Ca Mammae di Desa Dopang, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat”

Melatih Kader, Menyelamatkan Perempuan

Program ini berfokus pada pelatihan dan peningkatan kapasitas kader kesehatan agar mampu melakukan edukasi dan skrining kanker payudara di tingkat desa. Para kader diberikan:
✅ Pelatihan teori dan praktik deteksi dini

✅ Simulasi SADARI untuk meningkatkan keterampilan
✅ Media edukasi inovatif berupa video, poster, booklet, cakram edukasi, dan smart box

Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan pengetahuan kader dari 62 menjadi 88, dengan 87% kader mampu melakukan SADARI dengan baik hingga sangat baik.

“Kader adalah ujung tombak kesehatan di desa. Jika mereka berdaya, masyarakat akan lebih terlindungi. Program ini bukan hanya transfer ilmu, tapi juga membangun kepercayaan diri kader untuk berani menjadi agen perubahan,”
– Erien Luthfia, M.Keb, Ketua Tim Pengabdi.

Dampak Nyata di Desa Dopang

Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan pemerintah desa. Kader tidak hanya lebih percaya diri dalam memberikan edukasi, tetapi juga mulai aktif menyuarakan pentingnya pemeriksaan payudara secara rutin di forum desa dan posyandu.

“Kami sangat bangga karena kader di Desa Dopang kini punya keterampilan khusus untuk mendeteksi dini kanker payudara. Ini langkah penting agar perempuan di desa kami tidak terlambat mendapatkan penanganan. Kami berharap program seperti ini bisa terus berlanjut,”
– Kepala Desa Dopang.

Program ini juga berhasil membuka ruang diskusi di masyarakat mengenai kesehatan reproduksi perempuan yang sebelumnya masih dianggap tabu. Dengan adanya media edukasi yang sederhana dan menarik, pesan kesehatan lebih mudah diterima oleh warga.

Harapan ke Depan

Kegiatan ini menunjukkan bahwa pemberdayaan kader kesehatan adalah strategi efektif dalam mencegah keterlambatan diagnosis kanker payudara, terutama di daerah pedesaan. Ke depan, model pelatihan ini diharapkan dapat direplikasi di desa-desa lain di Lombok dan Nusa Tenggara Barat.

“Menyelamatkan perempuan dari kanker payudara berarti menyelamatkan keluarga dan generasi. Kader adalah kunci keberlanjutan program ini,”
– Erien Luthfia, M.Keb.

Program “Empowerment Kader Kesehatan dalam Skrining dan Deteksi Awal Ca Mammae” berhasil meningkatkan pengetahuan kader dari 62 menjadi 88, dengan 87% kader mampu melakukan SADARI dengan baik. Pelatihan berbasis teori, simulasi dengan breast model, dan media edukasi terbukti efektif meningkatkan kapasitas kader serta kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker payudara.

Dengan semakin banyak kader yang terlatih, semakin besar pula peluang perempuan untuk terlindungi sejak dini. Desa Dopang kini tidak hanya memiliki kader kesehatan, tetapi juga pelopor deteksi dini kanker payudara di tingkat komunitas.

Kader berdaya, perempuan terlindungi, desa lebih sehat.  

Dokumentasi Video Klik Link Berikut: https://youtu.be/fLVBQvthP7Q?si=9BrU35H1YTEv28Wh

 


empowerment-kader-kesehatan-untuk-skrining-kanker-payudara