MATARAM – Kontingen Kempo Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat pukulan berat jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri di Kudus, Jawa Tengah. Sebanyak delapan atlet andalannya mengundurkan diri. Yang mencengangkan, sebagian besar dari mereka adalah peraih medali pada PON Aceh-Sumatera Utara 2024 lalu.
Atlet yang mundur tersebut adalah peraih medali emas Rizkiawan Dwi Santrianji, Rini Kurniati, dan Chairunnisa Rizki Dwiranti. Kemudian, peraih perak Kurniawan, serta peraih perunggu Imam Budi Muslim dan Ida Ayu Eka Anjani. Dua atlet lainnya adalah M Afan Bahari dan Riahmat Fitriadi.
Rizkiawan Dwi Santrianji, ketika dikonfirmasi, membenarkan pengunduran dirinya. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut murni keinginan pribadi dan tanpa paksaan. Surat pengunduran diri secara resmi telah disampaikan kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB.
“Mundurnya saya ini atas keinginan pribadi saya, tidak ada sangkut paut dengan orang lain. Tidak ada yang menyuruh saya,” ujar Rizkiawan, Sabtu (23/8).
Rizkiawan memaparkan sejumlah alasan yang melatarbelakangi keputusan berat tersebut. Kekhawatiran terbesar adalah terhadap pelatih yang ditunjuk. Menurutnya, pelatih yang dipilih seharusnya adalah yang telah teruji dan berpengalaman dalam mencetak prestasi di PON.
“Saya takut program dan cara penanganannya berbeda sehingga berdampak pada performa dan raihan prestasi di PON Beladiri nanti,” paparnya.
Selain itu, masalah penyusunan komposisi atlet juga menjadi pertimbangan. Banyak penempatan atlet yang dinilai tidak sesuai dengan spesialisasi mereka. Ditambah lagi, waktu persiapan yang sangat singkat membuat program latihan tidak bisa berjalan maksimal, sehingga hasilnya diprediksi tidak akan optimal.
“Kami berharap ketua Perkemi NTB bisa segera mengambil langkah-langkah strategis dan tegas untuk menyelamatkan prestasi Kempo NTB,” tuturnya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Pengprov Perkemi NTB, Roli Apriyansah, menyatakan bahwa keputusan mundur merupakan hak setiap atlet. Namun, ia mengingatkan bahwa sebelum seleksi, semua atlet telah menandatangani pakta integritas.
“Jadi kondisi ini akan menjadi penilaian khusus terhadap para atlet,” ungkap Roli, yang akrab disapa Oyik.
Oyik menegaskan bahwa Perkemi NTB tidak akan melakukan seleksi ulang untuk mencari pengganti karena waktu yang sangat mepet. Sebagai langkah mitigasi, mereka akan mengandalkan atlet lapis kedua dan ketiga berdasarkan peringkat prestasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Kita sudah menetapkan langkah mitigasi dengan penetapan rangking atlet. Jadi sudah ada pelapisnya,” pungkasnya. (rie)
delapan-atlet-andalan-kempo-ntb-mundur-jelang-pon-beladiri-kudus