PRINGSEWU – Proyek pembangunan jaringan distribusi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pekon Sri Rahayu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, terus menuai keluhan. Alih-alih memberi manfaat, pelaksanaan proyek justru dianggap merugikan warga.
Penggalian parit untuk pemasangan pipa berdiameter 6 inci menggunakan alat berat ekskavator menjadi sorotan publik. Aktivitas tersebut bahkan kerap menjadi tontonan anak-anak sekolah di lokasi pekerjaan, tanpa pengamanan memadai.
Sejumlah warga mempertanyakan metode kerja yang dinilai asal-asalan dan berisiko. Gundukan tanah hasil galian ditumpuk di bahu jalan. Saat hujan deras, tanah terbawa air hingga membuat jalan licin dan rawan kecelakaan.
“Jalan jadi licin, apalagi untuk pengendara motor. Sangat berbahaya,” keluh seorang warga, Selasa (19/8/2025).
Bukan hanya licin, badan jalan juga semakin sempit akibat timbunan tanah. Kendaraan minibus dari dua arah terpaksa mengantre karena sulit berpapasan di ruas jalan tersebut.
Warga menuding kontraktor pelaksana tidak profesional dan terkesan mengabaikan keselamatan publik. Mereka mendesak Dinas PUPR Kabupaten Pringsewu untuk turun tangan dan menjatuhkan sanksi tegas.
“Kalau perlu kontraktornya dibekukan. Jangan sampai proyek miliaran rupiah justru menyusahkan masyarakat,” tegas salah satu tokoh masyarakat.
Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Pringsewu, proyek Pengembangan Jaringan Distribusi SPAM Pekon Sri Rahayu memiliki pagu Rp1,5 miliar dengan nilai HPS Rp1,499 miliar. Pemenang tender adalah CV Krakatoa Muda Mandiri, perusahaan asal Desa Padang Ratu, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor maupun Dinas PUPR Kabupaten Pringsewu belum memberikan klarifikasi terkait desakan warga tersebut.
proyek-spam-pekon-sri-rahayu-tuai-sorotan-warga-desak-kontraktor-dibekukan