Tumpukan Gula di Gudang Membengkak, DPR Desak Pemerintah Sikat Mafia Gula Rafinasi BERITA WUKONG778 MUSIC

Nasim Khan Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap praktik mafia gula rafinasi yang dinilai merugikan petani tebu dan pelaku industri gula nasional.

Ia menyoroti kondisi darurat di lapangan, di mana puluhan ribu ton gula rakyat menumpuk di gudang dan tidak terserap pasar akibat membanjirnya gula rafinasi impor.

Nasim menilai maraknya peredaran gula rafinasi ilegal menjadi penghambat serius bagi upaya Prabowo Subianto Presiden dalam mewujudkan target swasembada pangan, khususnya di sektor gula.

Menurutnya, pembiaran terhadap praktik ini akan terus menekan petani tebu dan membuat BUMN seperti PTPN dan anak usahanya merugi karena harus menanggung gula yang tak terserap pasar.

“Kalau pemerintah tidak segera bertindak, mimpi swasembada gula hanya akan jadi slogan. Kita tidak bisa membiarkan mafia gula rafinasi terus bermain bebas, sementara rakyat dan petani tebu semakin terpuruk,” ujar Nasim Khan, legislator asal Dapil Jawa Timur III itu, Selasa (19/8/2025).

Ia menyoroti lemahnya pengawasan terhadap rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi, yang semestinya hanya digunakan untuk kebutuhan industri. Akibatnya, gula lokal hasil produksi petani tak mampu bersaing dan menumpuk di gudang pabrik-pabrik gula rakyat.

Nasim mencontohkan kondisi beberapa pabrik gula seperti PG Prajekan yang menyimpan 4.600 ton gula senilai Rp60 miliar yang belum laku, serta PG Assembagoes di Situbondo dengan 5.000 ton gula tak terjual, setara Rp50 miliar. Situasi serupa juga terjadi di PG Panji dan PG Wringin Anom, yang masing-masing menanggung ribuan ton gula yang belum terserap pasar.

Kondisi ini berdampak langsung pada para petani. Banyak dari mereka belum menerima pembayaran hasil panen, sementara biaya produksi terus berjalan. Bahkan, sejumlah petani terpaksa menjual aset dan berutang demi bertahan.

“Petani sekarang bukan cuma rugi, tapi benar-benar terjepit. Mereka belum dibayar selama lebih dari sebulan, padahal musim giling masih panjang. Ini situasi darurat yang butuh perhatian langsung dari pemerintah,” lanjut Nasim.

Ia mendesak agar Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, hingga Satgas Pangan segera turun tangan menelusuri dan mengungkap praktik mafia gula yang kerap terjadi berulang dari tahun ke tahun.

“Jangan tunda lagi. Negara tidak boleh kalah oleh mafia. Petani tebu kita sudah terlalu lama jadi korban. Saya mohon Bapak Presiden Prabowo memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini,” tutupnya.(faz/ham)


tumpukan-gula-di-gudang-membengkak-dpr-desak-pemerintah-sikat-mafia-gula-rafinasi