Gas Melon Langka, Disdag dan Pertamina Sidak Pangkalan LPG BERITA WUKONG778 MUSIC

SIDAK: Kepala Disdag NTB Jamaludin Malady bersama Pertamina melakukan Sidak di salah satu pangkalan LPG yang ada di jalan Panjitilar Kota Mataram, Kamis (18/9/2025).
(RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB bersama Pertamina melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke pangkalan LPG 3 kilogram di Kota Mataram. Sidak ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas melon di pasaran dalam beberapa hari terakhir.

Dari hasil Sidak, pihak Disdag memastikan tidak ditemukan adanya pelanggaran di tingkat pangkalan. Harga LPG 3 kilogram masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp18.000 per tabung. Tidak ditemukan pula adanya indikasi penimbunan.

“Kalau di pangkalan harganya tetap normal, tidak ada kenaikan. Kemungkinan lonjakan harga terjadi di tingkat pengecer, karena permintaan yang meningkat saat perayaan Maulid Nabi,” ujar Kepala Disdag NTB Jamaludin Malady, Kamis (18/9/2025).

Selain faktor perayaan maulid nabi, kata Jamal meningkatnya kebutuhan gas juga dipengaruhi oleh aktivitas mahasiswa baru di Kota Mataram. Banyak mahasiswa di Kota Mataram yang kini mulai aktif kuliah. Sehingga ikut membeli gas LPG subsidi. Meski tidak tercatat sebagai sasaran pengguna resmi.

“Para pelajar semester satu sudah mulai masuk kuliah dan pasti membeli gas juga, sementara data sasaran jelas bahwa LPG 3 kilogram hanya untuk rumah tangga miskin dan usaha mikro. Jadi wajar kalau permintaan meningkat,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, Gubernur NTB telah bersurat ke Kementerian ESDM guna meminta tambahan kuota sekitar 150 ribu tabung LPG. Tambahan ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat pada momen hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pemerintah juga mendorong agar distribusi LPG lebih merata, dengan jarak antar pangkalan tidak terlalu jauh. Saat ini, jarak antar pangkalan rata-rata masih sekitar 1 kilometer. Sehingga menyulitkan masyarakat mendapatkan gas ketika stok menipis.

“Alhamdulillah, hari ini Pertamina sudah menambah pasokan sebesar 50 persen untuk pangkalan di Kota Mataram. Ini cukup membantu sambil menunggu tambahan kuota dari pusat dan berakhirnya masa Maulid,” tambahnya.

Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina NTB Aditiyawarman, membenarkan bahwa pihaknya telah menyetujui adanya penambahan kuota LPG di NTB. Saat ini, usulan tambahan tersebut masih dalam tahap evaluasi dan menunggu arahan lebih lanjut dari Pertamina pusat.

“Momen Maulid ini memang biasanya permintaan melonjak. Pengecer sudah tahu pola itu dan kadang memainkan harga. Karena itu kami imbau masyarakat membeli LPG di pangkalan resmi, agar tetap mendapat harga sesuai HET. Kalau menemukan harga yang tidak sesuai, segera laporkan ke Pertamina,” tegasnya.

Pihaknya juga menekankan bahwa prioritas distribusi LPG tetap untuk rumah tangga miskin dan masyarakat sekitar pangkalan. Sesuai aturan, Pertamina sebagai operator akan mereviu kuota gas LPG. Sembari berkoordinasi dengan Pemda dan pemerintah pusat untuk mereviu jumlah kebutuhan LPG masyarakat.

“Kami juga sarankan agar Pemprov NTB menambah kuota LPG bagi petani maupun mahasiswa di wilayah sekitar perguruan tinggi. Karena kebutuhan mereka nyata, meski tidak masuk dalam sasaran awal,” katanya.

Sejauh ini, pihaknya memastikan belum ada laporan resmi terkait penimbunan maupun kenaikan harga di tingkat pangkalan. Jika ada permainan harga, besar kemungkinan terjadi di tingkat pengecer.

“Permainan biasanya di level pengecer. Bisa dilihat dari mobil pick up atau tosa (motor roda tiga) yang membawa LPG dalam jumlah besar. Itu indikasi kuat gas berasal dari pengecer,” pungkasnya. (rat)


gas-melon-langka-disdag-dan-pertamina-sidak-pangkalan-lpg