
MATARAM – Suasana duka menyelimuti Kelurahan Cakra Timur, Kota Mataram. Seorang warga berinisial IMAH ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tergantung di dalam rumahnya.
Peristiwa Rabu (17/9) ini sontak mengguncang warga sekitar, terlebih korban selama ini dikenal pendiam dan kerap bergulat dengan depresi. Korban diduga mengakhiri hidupnya dengan seutas tali rafia sepanjang tiga meter, yang dikaitkan ke balok kayu penyangga atap rumah setinggi sekitar tiga meter. Keheningan rumah saat itu justru menjadi ruang terakhir bagi IMAH melancarkan niatnya.
Sang istri yang baru saja pulang ke rumah sontak histeris saat mendapati suaminya dalam kondisi tergantung. Dengan panik, ia berusaha memotong tali untuk menyelamatkan nyawa korban. Namun harapan pupus, tim medis yang didatangkan hanya bisa menyatakan IMAH telah meninggal dunia.
Menurut keterangan keluarga, korban sudah lama mengalami depresi berat dan beberapa kali mencoba mengakhiri hidup, namun selalu berhasil dicegah. Kali ini, ketika rumah dalam keadaan sepi, usahanya tak lagi terbendung.
Kepala Lingkungan Karang Siluman segera menghubungi aparat desa, lurah, hingga pihak kepolisian. Tak berselang lama, Tim Polsek Sandubaya bersama Unit Inafis Polres Mataram tiba di lokasi dan melakukan olah TKP.
Kapolsek Sandubaya, AKP Niko Hardianto, yang hadir langsung di tempat kejadian, mengingatkan pentingnya kepekaan sosial di tengah masyarakat. “Depresi sering kali tak terlihat jelas dari luar, namun bisa menjadi ancaman serius. Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli, saling menjaga, dan tidak menutup mata terhadap kondisi orang-orang di sekitar kita,” tegasnya, Kamis (18/9).
Jenazah korban kini telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Dengan penuh keikhlasan, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi. Tragedi ini meninggalkan pesan mendalam, betapa pentingnya perhatian bersama agar nyawa tak kembali melayang sia-sia karena depresi. (rie)
akhiri-hidup-dengan-gantung-diri