Cegah Bencana Lahar Dingin, BNPB Pasang Sensor di Lereng Semeru BERITA WUKONG778 MUSIC

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat sistem peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru dengan memasang sejumlah sensor pemantauan baru.

Pemantauan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya sekunder erupsi gunung api, terutama saat memasuki musim hujan.

“Potensi bencana di Semeru bukan hanya awan panas dan abu vulkanik, tetapi juga lahar dingin. Karena itu sistem pemantauan harus diperkuat,” ujar Abdul Muhari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Dilansir dari Antara, Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia dengan tingkat aktivitas Level II (Waspada).

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Semeru telah mengalami 2.449 kali erupsi sepanjang 2025.

Abdul menjelaskan, untuk memperkuat peringatan dini, BNPB dengan dukungan Pemerintah Swiss melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) memasang empat unit Automatic Rain Gauge (ARG) atau alat penakar hujan otomatis serta satu unit Automatic Weather Station (AWS) atau stasiun cuaca otomatis.

Sensor ARG dipasang di Pos Pengamat Gunungapi (PGA) Gunung Sawur, Stasiun Ranu Kumbolo, Stasiun Besuk Bang, dan Stasiun Tawon Songo. Sementara sensor AWS dipasang di Stasiun Argosuko.

“Semua perangkat dilengkapi panel surya dan sistem teletransmisi,” katanya.

BNPB menilai sistem baru ini akan melengkapi peralatan pemantauan yang sudah ada, termasuk dari BMKG dan PVMBG Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sehingga mampu memantau aliran dari hulu ke hilir dan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di desa-desa prioritas seperti Jugosari, Gondoruso, Pasrujambe, dan Kertosari.

Adapun pemasangan sensor melibatkan kerja sama lintas lembaga, yakni PVMBG, BMKG, dan BPBD Kabupaten Lumajang.

“Dengan kolaborasi ini, sistem pemantauan dan peringatan dini di Semeru diharapkan lebih efektif, terkoordinasi, dan mampu mengurangi risiko warga terdampak,” katanya.

BNPB mencatat pada April 2024, banjir lahar dingin di Semeru sempat melanda sembilan kecamatan di Lumajang, menyebabkan kerusakan pada rumah, irigasi, jembatan, hingga menelan korban jiwa.

“Itu menjadi pelajaran penting bagi kita semua agar penguatan sistem peringatan dini benar-benar dijalankan,” ujarnya. (ant/dis/saf/ipg)


cegah-bencana-lahar-dingin-bnpb-pasang-sensor-di-lereng-semeru