
MATARAM–Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat menerima audiensi dari Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin (15/9/2025).
Rombongan BRIN dipimpin oleh Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi, Raden Arthur, bersama jajaran staf, yang disambut langsung Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., didampingi para koordinator kelompok kerja (Pokja).
Pertemuan ini bertujuan memperkenalkan berbagai skema dukungan pendanaan riset dan inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh BRIDA NTB bersama mitra daerah.
Kegiatan diawali dengan perkenalan masing-masing perwakilan BRIN dan BRIDA. Pada kesempatan tersebut, Kepala BRIDA NTB memaparkan nomenklatur baru serta arah riset yang tengah dikembangkan.
Ia menekankan bahwa riset yang dilakukan bersifat terapan, diselaraskan dengan visi-misi pembangunan daerah, dan berfokus pada tiga isu strategis, yaitu penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, dan penguatan sektor pariwisata.
Kepala BRIDA NTB juga menyambut baik dukungan BRIN, dan menegaskan kesiapan BRIDA untuk menjadi penghubung antara pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat dalam mengembangkan riset aplikatif.

Sementara Raden Arthur dalam paparannya menjelaskan bahwa Direktorat Pendanaan Riset BRIN menyediakan sejumlah skema yang dapat diakses oleh daerah, perguruan tinggi, maupun pelaku riset.
Beberapa di antaranya meliputi Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM), yakni RIIM Kompetisi, RIIM Startup, RIIM Ekspedisi, dan RIIM Kolaborasi. Berikutnya skema khusus seperti Pengujian Produk Inovasi Kesehatan (PPIK) dan Pengujian Produk Inovasi Pertanian (PPIP).
Skema-skema tersebut dirancang untuk berbagai kebutuhan, mulai dari riset dasar untuk kebaruan iptek, pengembangan inovasi menjadi produk siap pakai, eksplorasi kekayaan alam dan budaya, hingga kolaborasi riset internasional.
Raden Arthur menegaskan, sinergi antara BRIN, BRIDA NTB, perguruan tinggi, dan para inovator lokal sangat penting agar riset benar-benar menjawab kebutuhan daerah.
“Dengan adanya berbagai skema pendanaan ini, kami berharap BRIDA NTB dapat memanfaatkannya untuk mempercepat lahirnya riset dan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat NTB,” ujar Raden Arthur.
Audiensi ini juga dilanjutkan dengan diskusi mengenai mekanisme akses skema pendanaan, peluang riset energi terbarukan, dorongan pengujian produk permesinan agar dapat masuk e-katalog, serta temu mitra dengan perguruan tinggi di NTB.
Pertemuan ini sekaligus menandai semakin eratnya kolaborasi antara BRIN dan BRIDA NTB dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi di daerah, khususnya untuk menjawab tantangan pembangunan NTB ke depan. (rl)
brin-buka-pintu-pendanaan-riset-brida-ntb-siap-cetak-inovasi-lokal