
MATARAM – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) RI akan membuka rekrutmen pendamping Koperasi Merah Putih (Kopdes) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 116 pendamping akan direkrut khusus untuk mendampingi koperasi di seluruh wilayah NTB, dengan gaji fantastis mencapai Rp 7,5 juta per orang setiap bulan.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Ahmad Masyhuri, mengatakan bahwa satu orang pendamping nantinya akan bertugas mendampingi 10 hingga 11 koperasi. Seluruh proses rekrutmen ini akan dilaksanakan langsung oleh pemerintah pusat.
“Nanti direkrut oleh Kementerian (Kemenkop). Tapi orang ini semua dari daerah. Kontraknya tiga bulan, dan setiap pendamping akan membawahi 10 sampai 11 Kopdes,” ungkap Ahmad Masyhuri di Mataram, kemarin.
Masyhuri menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak diperkenankan untuk ikut mendaftar. Rekrutmen dibuka secara terbuka bagi masyarakat umum dan seleksi akan dilakukan langsung oleh Kemenkop. Pemerintah daerah hanya berperan menyebarluaskan informasi ke masyarakat.
“Proses seleksinya langsung dari pusat. Perkiraan rekrutmen akan dibuka pertengahan September ini. Hanya saja, syarat untuk mendaftar masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Pihaknya memastikan bahwa anggaran untuk gaji pendamping sudah tersedia. “Kalau gaji sudah ada uangnya, sudah diberikan juga rinciannya. Cuma syarat belum, nanti diumumkan secara fair. Tidak ada yang kita sembunyikan,” katanya.
Selain rekrutmen pendamping, pemerintah pusat juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 9,5 miliar untuk kegiatan pelatihan pengurus Kopdes Merah Putih di NTB. Pelatihan direncanakan berlangsung pada September–Oktober 2025 dan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota.
Masing-masing koperasi akan mengirimkan satu ketua dan dua pengurus, termasuk wakil ketua. Pelatihan akan berlangsung selama tiga hari, dengan materi seputar pemberdayaan koperasi, manajemen usaha, hingga penguatan kelembagaan.
“Materi detailnya belum dikirim, tapi temanya pasti tidak jauh dari upaya pemberdayaan koperasi merah putih. Meskipun tidak semua Kopdes di NTB sudah beroperasi, sebagian besar sudah siap. Tinggal menunggu pelaksanaan,” ujar Masyhuri.
Masyhuri juga menegaskan bahwa permodalan bukan menjadi kendala berarti. Kopdes Merah Putih dapat langsung mengakses modal ke perbankan setelah berbadan hukum, sama seperti koperasi pada umumnya.
“Cuma Kopdes ini dikasih kemudahan, misalnya bisa jadi agen gas. Kalau pinjamannya besar tetap pakai agunan, tapi kalau hanya Rp 5 atau Rp 10 juta tidak perlu,” jelasnya.
Dalam rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten/Kota belum lama ini. Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal telah menunjuk 50 koperasi model di masing-masing lima koperasi di setiap kabupaten/kota yang akan menjadi percontohan.
Koperasi model ini nantinya akan mendapatkan pelatihan khusus serta bantuan dana awal Rp 10 juta per koperasi dari Bank Himbara. Dana tersebut bersifat bergulir dan diharapkan mampu menjadi stimulus pengembangan usaha.
“Kemarin sudah ada komitmen kuat dari semua pihak. Itu rencana yang akan kita jalankan,” kata Masyhuri.
Kopdes Merah Putih telah disiapkan untuk mengelola setidaknya tujuh bidang usaha, mulai dari kemitraan dengan Bulog, Pertamina, hingga distribusi pupuk dan layanan perbankan. Namun, jumlah unit usaha dapat dikembangkan lebih banyak sesuai potensi desa masing-masing.
“Mereka sudah dikasih margin. Jadi Kopdes ini sangat menguntungkan, tinggal dijalankan saja usahanya,” tutupnya. (rat)
rekrutmen-116-pendamping-kopdes-dibuka-gaji-rp-75-juta