GIRI MENANG – Sebanyak 17 siswa SDN 1 Selat, Kecamatan Narmada, dilarikan ke Puskesmas Suranadi pada Rabu (3/9) setelah mengalami gejala pusing, mual, sakit perut, hingga muntah.
Kepala Puskesmas Suranadi, Billia Milkan, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, sekitar pukul 11.00 Wita belasan siswa datang dengan keluhan nyeri ulu hati, mual, dan muntah.
“Semua sudah ditangani, Alhamdulillah sekarang aman. Mereka sudah pulang, jumlahnya 17 orang dan tidak ada yang sampai diinfus,” jelasnya.
Menurutnya, sebagian siswa muntah di sekolah sebelum dibawa ke puskesmas. Namun pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti sakit yang dialami para siswa.
“Kita belum bisa memastikan karena tidak semua anak yang makan mengalami gejala serupa. Di SDN 1 Selat saja penerima makanan gratis hampir 200 siswa, tapi yang sakit hanya 17 anak,” ujarnya.
Setelah mendapatkan observasi dan obat pereda nyeri serta obat mual, para siswa diperbolehkan pulang setelah 1–2 jam dirawat. Pihak puskesmas juga masih melakukan pemantauan untuk memastikan kondisi mereka.
“Besok akan kita tanyakan lebih detail apakah ada makanan lain yang dimakan sebelum atau sesudah menerima makanan gratis. Kalau memang dari makanan gratis, seharusnya ada kasus di sekolah lain juga karena dapurnya sama,” tambahnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Zulkipli, menegaskan pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Kebetulan pada hari yang sama ada pembagian makanan gratis. Tapi secara logika, belum bisa dipastikan ini akibat makanan gratis karena distribusinya ke banyak sekolah. Namun yang sakit hanya di SDN 1 Selat,” tegasnya.
Dikes telah menurunkan tim surveilans untuk menelusuri penyebab kejadian tersebut, termasuk menanyakan kemungkinan adanya makanan atau minuman lain yang dikonsumsi para siswa.
“Semua anak sudah ditangani, tidak ada gejala berat, dan tetap dalam pemantauan tim puskesmas,” jelas Zulkipli.
Sebagai langkah lanjutan, Dinas Kesehatan juga sudah mengambil sampel muntahan siswa serta makanan yang diduga terkait untuk diuji di laboratorium Balai POM.(ami)
diduga-keracunan-mbg-belasan-siswa-dilarikan-ke-puskesmas