Sacha Inchi, “Emas Hijau” dari Amazon Sukses Dibudidayakan Petani KLU BERITA WUKONG778 MUSIC

SACHA INCHI: Kepala Brida NTB, I Putu Gede Aryadi, menunjukkan bibit sacha inchi, tanaman eksotis asal hutan Amazon, yang sukses dibudidayakan para petani di Lombok Utara. (sigit setyo/radar lombok).

TANJUNG–Kabupaten Lombok Utara (KLU) kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam sektor pertanian. Setelah sukses membudidayakan kurma di lahan kering, kini daerah ini berhasil menaklukkan tantangan baru, menanam tanaman eksotis asal hutan tropis Amazon, yaitu kacang sacha inchi.

Tanaman yang dikenal sebagai “inca peanut” ini bukan hanya menjanjikan dari sisi ekonomi, tapi juga memiliki nilai kesehatan yang luar biasa.

Komoditas superfood ini berhasil dibudidayakan oleh Kelompok Tani Ukhuwah Datu Nusantara, yang belum lama ini melakukan panen perdana di kawasan Klaster Gondang City.

Panen tersebut, sekaligus menandai transaksi pembelian hasil produksi sebanyak setengah ton, sebuah pencapaian awal yang menggembirakan.

“Penanaman perdana kacang sacha inchi ini merupakan hasil kerja sama antara PT Ukhuwah Datu Nusantara (Lombok Utara) dan PT Tani Makmur Sejati (Dompu). Ini bukan sekadar inovasi pertanian, tapi langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan,” ujar Suharman, Direktur Utama PT Ukhuwah Datu Nusantara, disela menerima Kunker Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, dan sejumlah Anggota DPD RI lainnya, termasuk Evi Apita Maya (DPD RI Dapil NTB), Sabtu (30/8/2025).

Tak berhenti di panen perdana, kelompok tani ini juga telah menyiapkan rencana besar, membangun pabrik pengolahan kacang sacha inchi di Lombok Utara pada tahun 2026 mendatang.

Langkah ini diyakini akan memperkuat hilirisasi produk pertanian, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan nilai tambah bagi petani lokal.

“Dengan dimulainya panen perdana di KLU, peluang NTB menjadi pusat budidaya dan industri pengolahan kacang sacha inchi di Indonesia kian terbuka lebar,” tambah Suharman.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB, I Gede Putu Aryadi, turut mengapresiasi keberhasilan para petani Lombok Utara membudidayakan tanaman sacha inchi ini.

Dijelaskan, kacang sacha inchi dikenal luas di dunia internasional sebagai sumber omega 3, 6, dan 9 yang sangat tinggi, bahkan melebihi kandungan pada ikan laut.

“Tanaman ini banyak digunakan dalam industri kesehatan, makanan organik, hingga kosmetik premium,” terang Gede Aryadi.

Disampaikan, budidaya tanaman seperti sacha inchi di tanah kering NTB, adalah terobosan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Bahkan, pengembangan ini dinilai sejalan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo.

“Kacang sacha inchi ini sangat menjanjikan. Biaya produksinya relatif murah, sekitar Rp 25 juta per hektare, dan masa produksinya bisa mencapai 25 tahun. Ini sangat cocok untuk daerah dengan lahan kering seperti Lombok Utara,” jelas Gede Aryadi.

Dengan potensi ekonomi dan kesehatan yang tinggi, sacha inchi dinilai layak menjadi komoditas unggulan baru di NTB. Selain menjadi sumber pendapatan jangka panjang, tanaman ini juga menjadi solusi cerdas bagi petani yang selama ini kesulitan bercocok tanam di lahan kering.

“Komoditas ini bisa menjadi game changer bagi pertanian NTB. Kita tidak hanya bicara soal panen, tapi juga tentang masa depan petani, industri lokal, dan ketahanan pangan nasional,” tutup Aryadi. (gt)


sacha-inchi-emas-hijau-dari-amazon-sukses-dibudidayakan-petani-klu