YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Irwan Akib mengapresiasi ikhtiar dalam membumikan konsep Deep Learning (pembelajaran mendalam) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi guru lintas jenjang. Ia mendorong agar berbagai kebijakan dari pusat perlu menggandeng struktur di daerah baik dinas provinsi maupun kabupaten/kota.
“Jika kebijakan ini hanya mengendap di Jakarta, tentu tidak akan memberikan manfaat bagi sekolah, guru, siswa, dan masyarakat,” kata Irwan dalam Seminar dan Sosialisasi In-Deep Learning & TKA di SM Tower Malioboro, Yogyakarta, Jumat (29/8/2025).
Seminar diinisiasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Suara Muhammadiyah. Tema yang diusung “Merawat Kecerdasan dan Karakter Bangsa Lewat In-Deep Learning & TKA.”
Gampang-gampang Susah
Irwan menyebut status sebagai guru menjadi profesi yang gampang-gampang susah, karena harus mengikuti berbagai kebijakan pendidikan yang terus berkembang. Untuk itu dipesankan menjadi guru sebagai panggilan nurani. Selalu berefleksi untuk melakukan evaluasi diri dalam melakukan pembelajaran di kelas.
“Ketika kita mampu memahami karakteristik anak-anak, tentu kita akan bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari menyambut baik acara ini. Menurutnya Kemendikdasmen sangat tepat berkolaborasi dengan Suara Muhammadiyah, sebagai media penggerak literasi yang memfungsionalisasikan peran pengayaan, pencerahan, dan pemberdayaan.
“Inilah yang dilakukan media Suara Muhammadiyah dari 1915 sampai sekarang, yang usianya lebih dari satu abad,” sebutnya.
Deni mengingatkan, Muhammadiyah dalam menjalankan dakwahnya, lebih-lebih di bidang pendidikan tidak bersifat eksklusif, tetapi inklusif. Dan itu, tercermin dari terbukanya akses pendidikan Muhammadiyah bagi siapa pun tanpa membedakan latar belakang.
“Muhammadiyah sebagai basis gerakannya yang inklusif, tentu program-programnya tidak eksklusif. Karena sejak awal lahirnya, Muhammadiyah mempromosikan gerakan yang modern (inklusif),” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ian berharap kolaborasi ini tidak stagnan di sini. Tetapi berkelanjutan, yang bisa menghasilkan program-program produktif dibidang pendidikan. “Dari sekian banyak sekolah dan guru-guru kita, tentu Insyaallah Suara Muhammadiyah yang sudah ada di setiap provinsi siap berperan aktif untuk mewujudkan program Kemendikdasmen, khususnya program Deep Learning ini,” katanya.
Sementara itu Anang Ristanto, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Kemendikdasmen menjelaskan, rangkaian acara ini sebagai manifestasi dari ikhtiar dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.
“Saat ini membutuhkan pembelajaran yang mampu menumbuhkan pemahaman yang mendalam. Membentuk murid yang siap lebih menyambut perubahan zaman,” tegasnya.
Arif Jamali Muis, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali Muis dalam keynote speechnya mengungkapkan pembelajaran menjadi fokus utama yang tengah dikonstruksikan oleh Kemendikdasmen. Sementara, kerangka kurikulumnya tetap sama, tidak perlu dilakukan perubahan konteks maupun esensi.
“Periode ini kita ingin mengubah itu, tidak dari atas, tapi dari bawah. Maka pembelajarannya yang harus diubah. Kurikulumnya biasa saja, tapi pendekatanya dengan pendekatan mendalam,” urainya.
Selain fokus pada pendekatan pembelajaran, Arif menilai guru memiliki peran sentral menciptakan pendekatan pembelajaran secara lebih mendalam.
“Guru itu pekerjaan kenabian, menyampaikan risalah, pekerjaan profetik. Maka ada sesuatu yang harus berbeda dengan pekerjaan yang lainnya. Dia harus menggunakan hati, pada saat yang sama tentu menggunakan pikiran,” ungkapnya.
Tampil pula sebagai narasumber dalam membahas Deep Learning dan TKA, Rina Ratih Sri Sudaryani (Pegiat Pendidikan), Muhammad Nur Aditya (Kasubbag Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen RI), dan Iip Ichsanudin (Ahli Madya Pengembangan Kurikulum Kemendikdasmen RI).
Melalui seminar dan sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengintegrasikan visi antara Kemendikdasmen RI dan sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta. Ke depan, deep learning diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan mutu pendidikan sekaligus menjawab kebutuhan zaman yang terus berkembang. (bams)
prof-irwan-akib-sebut-profesi-guru-gampang-gampang-susah