
(SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)
MATARAM – Langkah nyata dari BNN terus dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba di Kota Mataram. Pelaku usaha terus digandeng, salah satunya Hotel Idoop di Jalan Swaramahardika. Sebanyak 35 karyawan hotel idoop dites urine mendadak. Selain tes urine, para karyawan juga mendapatkan sosialisasi bahaya narkoba dari BNN Kota Mataram.
Asisten General Manager, Hotel Idoop Abdul Basir menyampaikan, kerja sama dengan BNN Kota Mataram sudah berjalan lama dan langkah nyata dalam pencegahan narkoba terus digaungkan. ‘’Sebagai sarana untuk memastikan terhindar dari bahaya narkotika, kita berpartisipasi untuk menghimbau bahaya narkoba di lingkungan kerja,’’ katanya kepada Radar Lombok, Kamis (28/8).
Ada 35 karyawan yang menjalani tes urine langsung. Komitmen pencegahan sudah dilakukan. ‘’Kita juga pasang spanduk dan bener dan bahaya narkoba. Ini bentuk nyata dari pencegahan di kawasan hotel,’’ ucapnya.
Kepala BNN Kota Mataram, Kombes Pol Yuanita Amelia Sari menyampaikan, komitmen bersama terus digaungkan. ‘’Kita ketahui bersama narkoba ini membahayakan bukan hanya fisik, tapi bisa sampai orang yang dicintai dan lingkungan kerja termasuk kriminalitas,’’ katanya.
Untuk itu, dia mengimbau para karyawan untuk jangan coba-coba. ‘’Jangan sampai disepelekan, bahaya narkoba sangat merusak,’’ tegasnya.
Hotel Idoop di Kota Mataram salah satu contoh dan terus berkomitmen untuk bersih dari narkoba dan kerja sama sudah berjalan lama dengan BNN Kota Mataram. ‘’Kita tahu dan tempat hiburan tempat yang rawan narkoba. Bagi rekan-rekan jangan takut, jangan cemas, kalau sudah menggunakan narkoba untuk bisa melaporkan diri dan bisa rehabilitasi. Segera untuk berobat, jangan sampai dibiarkan. Kami buka layanan 24 jam,’’ tegasnya.
Jumlah penyalahguna yang direhabilitasi BNN Kota Mataram yaitu mencapai hampir 100 orang. Jumlah ini melebihi dari target yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu sebanyak 75 orang. ‘’Kita terus berikan edukasi dan pendekatan langsung ke kalangan pecandu narkoba. Agar bisa lebih banyak yang sadar sehingga lebih memilih untuk rehabilitasi,’’ ujarnya .
Sementara untuk penyalahguna yang direhabilitasi rata-rata usia produktif yaitu 15-50 tahun. Dari jumlah ini didominasi oleh kalangan para pekerja.Diatas SMA dan perguruan tinggi dan pekerja. Untuk masa rehabilitasi ini dilakukan dengan metode rawat jalan khusus untuk penyalahguna kategori ringan. Penyalahguna akan melakukan sebanyak delapan kali konseling di BNN Kota Mataram. Disebutkan, penyalahguna narkoba memiliki kategori ringan, sedang dan berat.
Yuanita terus mengimbau kalangan masyarakat, jangan sampai narkoba dianggap sepele. ‘’Mari kita bangun bersama sinegeri yang terus berjalan kedepanya. Kita cegah narkoba di lingkungan kerja. Kita harus prihatin, waspada yang punya keluarga terkait dengan narkoba. Jangan sia-siakan hidup kita untuk waktu yang tidak berguna,’’ pungkasnya. (dir)
karyawan-hotel-idoop-komitmen-bersih-dari-narkoba