
MATARAM–Aksi demonstrasi mahasiswa di gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (27/8) siang berakhir ricuh.
Massa aksi berhasil menjebol gerbang Barat gedung DPRD NTB, meski akhirnya tertahan di halaman karena berhadapan langsung dengan barisan aparat kepolisian.
Mahasiswa yang tergabung dalam aksi tersebut menuntut agar Ketua DPRD NTB segera menemui mereka. Namun hingga siang hari, pimpinan dewan belum juga hadir untuk menerima aspirasi massa.
“Kami mau menyampaikan tuntutan langsung ke Ketua DPRD NTB,” tegas Lalu Nazir Huda selaku koordinator lapangan aksi.
Dalam orasi mereka, mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan. Di antaranya menolak rencana pembangunan Sea Plane dan Glamping di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), menyoroti Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) yang dinilai berpotensi membungkam demokrasi, serta menolak perampasan lahan dengan dalih proyek strategis nasional.
Selain itu, mereka juga menolak swastanisasi pendidikan, mendesak evaluasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), serta menuntut agar Gubernur NTB dipanggil terkait dana pokok pikiran.
Tuntutan lain yang disuarakan yakni penolakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset, dan pembentukan hukum yang berkeadilan.
Meski terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat, situasi masih dapat dikendalikan. Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih bertahan di depan gedung DPRD NTB sambil menunggu kehadiran pimpinan dewan. (yan)
demo-mahasiswa-di-dprd-ntb-ricuh-gerbang-barat-jebol