Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS), Senin (25/8/2025) kemarin, menyatakan ketidaksenangan atas serangkaian serangan udara Israel terhadap Kompleks Medis Nasser di Gaza yang menewaskan 20 orang, termasuk lima jurnalis dan seorang petugas pemadam kebakaran.
“Saya tidak senang dengan itu. Saya tidak ingin melihatnya,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office, dilansir dari Antara.
Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa 20 warga Palestina, termasuk pasien, tenaga medis, personel pertahanan sipil, dan awak pers, tewas dalam serangan tersebut, sementara sejumlah lainnya terluka. Menurut kementerian, militer Israel menyerang lantai empat salah satu gedung di kompleks itu dengan dua kali serangan. Serangan kedua terjadi saat tim penyelamat tiba untuk mengevakuasi korban luka dan jenazah.
Televisi resmi Palestina melaporkan salah satu korban tewas adalah juru kamera, Hussam al-Masri, sementara saluran Al Jazeera dari Qatar mengonfirmasi bahwa Mohammad Salama fotografernya, juga tewas.
Sumber medis mengatakan, bahwa Mariam Abu Dagga dan Moaz Abu Taha jurnalis foto turut menjadi korban. Selain itu, Ahmed Abu Aziz jurnalis lepas, yang bekerja untuk media Tunisia dan Maroko, meninggal akibat luka yang diderita dalam serangan tersebut.
Sebelumnya, Israel menyebut sekitar 50 sandera masih berada di Gaza, termasuk 20 yang diyakini masih hidup. Hal yang sama di ucapkan oleh Trump, namun ia menambahkan satu atau dua diantaranya meninggal.
“Ketika jumlahnya tinggal 10 atau 20, mereka tidak akan membebaskan sandera itu, karena mereka sudah mati setelah dibebaskan. Jadi situasinya buruk, sangat buruk, hal yang mengerikan,” ujarnya yang belum jelas dasar penilaiannya.
Saat menerima kunjungan Lee Jae-myung Presiden Korea Selatan, Trump menyatakan optimisme bahwa perang akan segera berakhir. Menurutnya, konflik tersebut sudah mendekati puncaknya dan diyakini akan selesai dalam dua hingga tiga pekan.
“Sejauh ini mereka berbicara tentang Kota Gaza. Mereka selalu mempermasalahkan sesuatu. Tapi ini akan selesai. Dan saya katakan, lebih baik diselesaikan segera,” katanya, merujuk pada tujuan Israel untuk menduduki kota terbesar di Gaza itu.
Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 62.700 warga Palestina di Gaza. Kampanye militer tersebut menghancurkan wilayah kantong itu yang kini menghadapi ancaman kelaparan.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant mantan kepala pertahanan, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait perang di wilayah tersebut.(ant/dis/lta/ham)
trump-nyatakan-ketidaksenangan-atas-serangan-udara-israel-di-rumah-sakit-gaza-tewaskan-20-orang