Uskup Rubiyatmoko Dukung Dihidupkannya Ziarah ke Gua Maria dengan Jalan Kaki BERITA WUKONG778 MUSIC

YOGYAKARTA – Keuskupan Agung Semarang (KAS) mendukung dan mengapresiasi kegiatan ‘Mlampah Ziarah’ yang dipimpin Roni Romel. Karena kegiatan itu dinilai mampu menghayati pertobatan sekaligus menghayati Tahun Yubileum yang penuh pengharapan, supaya umat Katolik mendapatkan anugerah yang berlimpah.

Uskup KAS Mgr Robertus Rubiyatmoko menilai Komunitas Mlampah Ziarah patut didukung. Karena itu umat dipersilakan bergabung dengan Komunitas Mlampah Ziarah.

Untuk menyatukan iman dan harapan guna mendapatkan anugerah idulgensi penuh pada tahun Yubileum ini. “Saya dukung, hendaknya Tuhan selalu memberkati peziarah dari awal sampai akhir,” harap Mgr Rubiyatmoko.

Dukungan Mgr Rubiyatmoko tersebut terkait dengan rencana menghidupkan kembali budaya berziarah ke Gua Maria, dengan cara berjalan kaki. Seperti diketahui tahun 1980-an ke bawah, umat Katolik sering berziarah ke Gua Maria atau tempat ziarah lainnya dengan berjalan kaki.

Selain karena sarana transportasi saat itu masih sangat terbatas, ziarah berjalan kaki dengan jarak berapa pun saat itu, sebagai wujud dari penghayatan iman. Bahwa ziarah menuntut perjuangan, perngobanan dan penuh pengharapan.

Budaya atau kebiasaan itu ingin dihidupkan kembali oleh sebuah komunitas kecil dengan nama ‘Mlampah Ziarah’ yang dipimpin Roni Romel.

Menurut rencana, pada Minggu 24 Agustus 2025 mulai pukul 05.00, lebih dari 150 peserta yang sudah mendaftar akan melakukan ziarah dengan jalan kaki dari Tugu Yogyakarta menuju Gua Maria Sendangsono, Kulonprogo-DIY.

“Kami sangat ingin membagikan pengalaman membahagiakan, merasakan kedekatan dengan Tuhan. Lebih mendalami iman Katolik secara hening dan diam dalam mlampah ziarah, dan ingin kembali membudayakan ziarah jalan kaki untuk umat Katolik,” kata Roni Romel, Selasa (19/8/2025).

Dalam pandangan Gereja Katolik, ziarah adalah perjalanan rohani yang dilakukan dengan tujuan memperdalam iman. Mencari bimbingan atau menghormati tempat-tempat suci yang berkaitan dengan Yesus, Maria atau Para Kudus lainnya.

“Ziarah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengalami transformasi spiritual,” ujar Roni.

Ziarah, lanjutnya, juga dapat dilihat sebagai perjalanan hidup itu sendiri, di mana peziarah menghadapi berbagai tantangan dan pengalaman yang pada akhirnya membantu mereka bertumbuh dalam iman.

Ziarah dalam Katolik adalah perjalanan suci yang bertujuan mendekatkan diri kepada Tuhan, memperdalam iman dan mengalami transformasi spiritual, baik secara pribadi maupun bersama komunitas.

Romi Romel bersama istri (Ist)

Ide Menghidupkan Jalan Kaki

Roni  mengaku ide menghidupkan kembali budaya jalan kaki berziarah ke Gua Maria atau tempat-tempat ziarah umat Katolik. Itu bermula dari kegemarannya berziarah jalan kaki dari Tugu Yogya menuju tempat-tempat ziarah di DIY, seperti Candi Ganjuran Bantul, Sendang Jatiningsih, Sleman dan Sendangsono, Kulonprogo.

Kegemaran itu ia selalu bagikan melalui media sosial sehingga beberapa teman merapat dan melakukan peziarahan secara bersama dengan berjalan kaki.

Dari situlah tersirat gagasan  membentuk sebuah komunitas kecil bernama ‘Mlampah Ziarah’. Beranggotakan teman-teman dengan panggilan kegemaran yang sama.

Pada awal Juli 2025 lalu, mereka bersepakat mengajak teman-teman Katolik yang lain untuk bersama-sama berziarah jalan kaki dari Tugu Yogya menuju Sendangsono dengan nama kegiatan ziarah Walking Marathon de Sendangsono (WMSS).

WMSS  pertama kali diselenggarakan pada 24 Juli 2025 diikuti 47 peziarah. Para peserta tidak hanya dari Yogya, tetapi banyak juga yang datang dari luar kota, seperti Semarang dan Malang.

“Puji Tuhan pada WMSS pertama bulan Juli lalu berjalan dengan aman dan lancar tanpa kendala apapun,” ucap Roni mensyukuri.

Walaupun.saat itu diakui ada beberapa peserta yang tidak berhasil menyelesaikan perziarahan dan terpaksa pulang menggunakan ojek. Dan beberapa peserta terpaksa dijemput dengan kendaraan ‘relawan’ karena alasan fisik sudah tidak kuat, meski jarak mencapai Sendangsono tinggal beberapa kilometer saja.

Mengenai rencana ke depan, menurut Roni, kegiatan WMSS akan dilakukan setiap bulan, berapa pun jumlah peserta. Sementara untuk WMSS bulan Agustus ini akan diadakan pada 24 Agustus 2025 dengan jumlah peserta lebih dari 150 peziarah.

Kegiatan ini tidak memungut biaya apa pun, karena kegiatan komunitas Mlampah Ziarah ini lebih mengutamakan semangat dari, oleh dan untuk anggota komunitas.

“Karena itu pulalah di antara kami para anggota, ada yang dengan rela menjadi ‘relawan’ _team support_ untuk memastikan seluruh perjalanan ziarah WMSS bisa berjalan dengan aman dan nyaman,” pungkasnya. (bams)

uskup-rubiyatmoko-dukung-dihidupkannya-ziarah-ke-gua-maria-dengan-jalan-kaki